ALL NewS Post
PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Negara yang Pernah dijajah Indonesia

Siapa bilang Indonesia adalah negara budak yang hanya bisa dijajah dan tak bisa menggempur negara lain. Ternyata Indonesia pernah melakukan invasi ke sejumlah negara. Ini beneran invasi perang dengan tentara lho gan, bukan penyerbuan TKI ke negeri asing . Ya udah langsung aja deh, ini nih 7 Negara Yang Pernah Diinvasi Indonesia.

1. Timor Leste
Operasi Seroja adalah sandi untuk invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur. Selain itu, serbuan Indonesia ke Timor Timur juga karena adanya kehendak dari sebagian rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan Indonesia atas alasan etnik dan sejarah.





2. Papua Barat
Operasi Trikora, juga disebut Pembebasan Irian Barat, adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.

KRI Irian, Penjelajah kelas Sverdlov




3. Malaysia
Pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya: Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia, Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia





4. Malaka

Sejak tahun 1509, Pati Unus, raja Demak, sudah merancang rencana untuk menguasai Malaka. Saat itu Malaka berada di bawah kekuasaan Kesultanan Malaka. Dengan kata lain, perlu dicatat bahwa serangan Demak ke Malaka jelas bukanlah sebuah serangan anti-kekuasaan asing, tetapi sebuah invasi imperialis. Tahun 1511, Alfonso D’Alburquerque, Laksamana armada Portugis, mendahului Pati Unus dengan menaklukkan Malaka. Sultan Malaka Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan.



5. Singapura
Usman lahir di Purbalingga, Banyumas, Jawa Tengah (1943). Harun lahir di P Bawean, Surabaya (1947). Kedua-duanya nama samaran untuk tugas sebagai sukarelawan menyusup ke Singapura, melakukan tugas sabotase dalam rangka Dwikora (Dwi Komando Rakyat). Pada waktu itu RI terlibat konfrontasi dengan Malaysia dan Singapura. Usman dan Harun tergabung dalam tim sabotir. Pada 8 Maret 1965 malam, berbekal 12,5 kg bahan peledak mereka bertolak dengan perahu karet dari P Sambu. Mereka dapat menentukan sendiri sasaran yang dikehendaki.
 
Maka setelah melakukan serangkaian pengintaian, pada suatu tengah malam terjadi ledakan di sebuah bangunan Mc Donald di Orchard Road. Tiga orang tewas dan sejumlah lainnya luka.


6. Indochina (Kamboja dan Vietnam) & 7. Siam (Thailand)
 


Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan invasi dan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.


Model kapal tahun 800-an Masehi yang terdapat pada candi Borobudur.

Uang Logam Indonesia Yang Paling Langka



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri for the children of the world
seri/ emisi : Seri for the children of the world
pecahan : Rp 150.000
jaman/masa : Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 31 january 2000
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 6,22 gram
- tebal : -
- diameter : 22,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia" dan logo unicef
- belakang : Gambar anak laki-laki bermain kuda lumping, teks "for the children of the world" dan "
- samping : Bergerig



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri demokrasi/1995
seri/ emisi : Seri demokrasi/1995
pecahan : Rp 300.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 16 august 1995
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 17,00 gram
- tebal : 1,85 mm
- diameter : 25,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia" dan "300000 rupiah"
- belakang : Gambar temu wicara presiden soeharto dengan masyarakat, logo dhn-45 dan "50 tahun ri"
- samping : 5 garis di 4 tempat berbeda, teks 17 g., logo perum peruri, dan nomor seri 5 angka



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri presiden ri/1995
seri/ emisi : Seri presiden ri
pecahan : Rp 850.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 16 august 1995
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 50,00 gram
- tebal : 2,78 mm
- diameter : 35,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia" dan "850000 rupiah"
- belakang : Gambar presiden soeharto, teks "lima puluh tahun kemerdekaan republik indonesia"
- samping : 5 garis ditempat 4 berbeda, teks 17 g., logo perum peruri



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia emisi 1970
seri/ emisi : Emisi 1970
pecahan : Rp 20.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 17 august 1970
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 49,37 gram
- tebal : -
- diameter : 50,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar ukiran garuda bali, teks "25 tahun kemerdekaan republik indonesia"
- belakang : Gambar lambang negara garuda pancasila, logo "bank indonesia" dan "2000 rupiah"
- samping : Rata



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia emisi 1970
seri/ emisi : Emisi 1970
pecahan : Rp 2.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 17 august 1970
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 4,93 gram
- tebal : -
- diameter : 18,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar burung cenderawasih dan teks "25 tahun kemerdekaan republik indonesia"
- belakang : Gambar lambang negara garuda pancasila, logo "bank indonesia dan "2000 rupiah"
- samping : Rata



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri cagar alam/1974
seri/ emisi : Seri cagar alam/1974
pecahan : Rp 5.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Perak
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 01 october 1974
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Putih
- belakang : Putih

ukuran
- berat : 35,00 gram
- tebal : 2,87 mm
- diameter : 42,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia"
- belakang : Gambar orang utan, nominal "rp 5000"
- samping : Bergerigi



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri cagar alam/1987
seri/ emisi : Seri cagar alam/1987
pecahan : Rp 10.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Perak
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 01 october 1987
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Putih
- belakang : Putih

ukuran
- berat : 19,44 gram
- tebal : -
- diameter : 36,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia"
- belakang : Gambar babirusa, nominal "rp 10000"
- samping : Bergerigi



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri cagar alam/1987
seri/ emisi : Seri cagar alam/1987
pecahan : Rp 200.000
jaman/masa : Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 01 october 1987
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 10,00 gram
- tebal : -
- diameter : 25,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia"
- belakang : Gambar badak jawa bercula satu, nominal "rp 200000"
- samping : Bergerigi



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri save the children fund/1990
seri/ emisi : Seri save the children fund/1990
pecahan : Rp 200.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Emas
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 01 december 1992
- penarikan : 31 december

warna dominan
- depan : Kuning
- belakang : Kuning

ukuran
- berat : 10,00 gram
- tebal : -
- diameter : 25,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia"
- belakang : Teks "save the children" dan "200.000 rupiah"
- samping : Bergerigi



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri save the children fund/1990
seri/ emisi : Seri save the children fund/1990
pecahan : Rp 10.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Perak
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 01 december 1992
- penarikan : 31 december

warna dominan
- depan : Putih
- belakang : Putih

ukuran
- berat : 19,44 gram
- tebal : -
- diameter : 36,00 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia"
- belakang : Gambar 2 anak bermain badminton, teks "save the children" dan "10000 rupiah"



nama uang : Uang logam khusus bank indonesia seri for the children of the world
seri/ emisi : Seri for the children of the world
pecahan : Rp 10.000
jaman/masa: Jaman ri kesatuan
bahan : Perak
bentuk : Bulat pipih

tanggal
- penerbitan : 31 january 2000
- penarikan : -

warna dominan
- depan : Putih
- belakang : Putih

ukuran
- berat : 28,28 gram
- tebal : -
- diameter : 38,61 mm

ciri-ciri
- depan : Gambar lambang negara garuda pancasila, teks "bank indonesia" dan logo unicef
- belakang : Gambar kegiatan pramuka, penanaman sejuta pohon, teks "for the children of the world" dan
- samping : Bergerigi



Nama Uang : Uang Logam Khusus Bank Indonesia Seri Cagar Alam/1974
Seri/ Emisi : Seri Cagar Alam/1974
Pecahan : Rp 100.000
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Bahan : Emas
Bentuk : Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan : 01 October 1974
- Penarikan : -

Warna Dominan
- Depan : Kuning
- Belakang : Kuning

Ukuran
- Berat : 33,347 gram
- Tebal : 2,49 mm
- Diameter : 34,00 mm

Ciri-ciri
- Depan : Gambar lambang negara Garuda Pancasila, teks "BANK INDONESIA"
- Belakang : Gambar Komodo, nominal "Rp 100000"
- Samping : Bergerigi



Nama Uang : Uang Logam Khusus Bank Indonesia Seri Cagar Alam/1974
Seri/ Emisi : Seri Cagar Alam/1974
Pecahan : Rp 2.000
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Bahan : Perak
Bentuk : Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan : 01 October 1974
- Penarikan : -

Warna Dominan
- Depan : Putih
- Belakang : Putih

Ukuran
- Berat : 25,31 gram
- Tebal : 2,75 mm
- Diameter : 38,61 mm

Ciri-ciri
- Depan : Gambar lambang negara Garuda Pancasila, Teks "BANK INDONESIA"
- Belakang : Gambar harimau jawa, nominal "Rp 2000"
- Samping : Bergerigi



Nama Uang : Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1970
Seri/ Emisi : Emisi 1970
Pecahan : Rp 25.000
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Bahan : Emas
Bentuk : Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan : 17 August 1970
- Penarikan : -

Warna Dominan
- Depan : Kuning
- Belakang : Kuning

Ukuran
- Berat : 61,71 gram
- Tebal : -
- Diameter : 55,00 mm

Ciri-ciri
- Depan : Gambar Jenderal Sudirman, teks "25 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA"
- Belakang : Gambar lambang negara Garuda Pancasila, logo "Bank Indonesia" dan 25000 RUPIAH"
- Samping : Rata



Nama Uang : Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1970
Seri/ Emisi : Emisi 1970
Pecahan : Rp 10.000
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Bahan : Emas
Bentuk : Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan : 17 August 1970
- Penarikan : -

Warna Dominan
- Depan : Kuning
- Belakang : Kuning

Ukuran
- Berat : 24,68 gram
- Tebal : -
- Diameter : 40,00 mm

Ciri-ciri
- Depan : Gambar penari wayang orang wanita, teks "25 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA"
- Belakang : Gambar Lambang Negara Garuda Pancasila, logo "Bank Indonesia" dan "10000 RUPIAH"
- Samping : Rata



Nama Uang : Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1970
Seri/ Emisi : Emisi 1970
Pecahan : Rp 5.000
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Bahan : Emas
Bentuk : Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan : 17 August 1970
- Penarikan : -

Warna Dominan
- Depan : Kuning
- Belakang : Kuning

Ukuran
- Berat : 12,43 gram
- Tebal : -
- Diameter : 30,00 mm

Ciri-ciri
- Depan : Gbr arca batu manjusri dari candi Tumpang Malang,Teks 25 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK

INDONESIA
- Belakang : Gambar lambang negara garuda pancasila, logo "Bank Indonesia" dan "5000 RUPIAH"
- Samping : Rata

Mata Uang Pertama di Indonesia

ORI adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarta pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang.

Masa Rupiah

Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia ( kodenya adalah IDR ). Nama ini diambil dari mata uang India, Rupee. Sebelumnya di daerah yang disebut Indonesia sekarang menggunakan gulden Belanda dari tahun 1610 sampai tahun 1817, ketika gulden Hindia Belanda diperkenalkan.
Nama rupiah pertama kali digunakan secara resmi dengan dikeluarkannya mata uang rupiah jaman pendudukan Dai Nippon pada Perang Dunia II. Setelah perang selesai, Bank Jawa, pelopor Bank Indonesia, mengeluarkan Rupiah. Sedangkan Tentara Sekutu mengeluarkan Gulden Nica.
Sementara itu di daerah-daerah lain di di daerah yang sekarang disebut Indonesia, banyak beredar uang yang bertalian dengan aktivitas gerilya.
Pada tanggal 2 November 1949 rupiah ditetapkan sebagai mata uang nasional. Di daerah kepulauan Riau dan Papua, kala itu masih digunakan mata uang lain. Baru pada tahun 1964 dan 1971 rupiah digunakan di sana.
Di daerah Timor Timur, saat masih bergabung dengan Republik Indonesia, rupiah digunakan dari tahun 1976 – 2001.

1. ORI 1 (Tahun 1945)

Resmi beredar pada 30 Oktober 1946. ORI tampil dalam bentuk uang kertas dengan 8 pecahan, yaitu bernominal 1 sen, 5 sen, 10 sen, 1/2 rupiah, 1 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah, 100 rupiah.
ORI ditandatangani Menteri Keuangan saaat itu A.A Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
1. Pecahan 1 Sen
Pecahan ini tidak memiliki nomor seri dan mempunyai dua variasi warna dasar yaitu violet dan hijau.
satu sen
2. Pecahan 5 Sen
Pecahan ini juga tidak mempunyai nomor seri, dan terdiri dari 3 variasi yaitu:
1. Gambar banteng samar-samar dengan dasar warna violet
2. Gambar banteng samar-samar dengan tepi/bingkai berwarna biru kehitaman
3. Gambar banteng tajam
5 sen warna 15 sen warna 25 sen warna 3
3. Pecahan 10 Sen
Seperti pecahan-pecahan sebelumnya, pecahan 10 sen ini juga tidak memiliki nomor seri. Terdapat sekitar dua variasi warna yaitu coklat dan hitam.
10 sen
Untuk lebih jelas membedakan warnanya lebih mudah bila dilihat dari sisi belakang.
10 sen blkg
4. Pecahan 1/2 Rupiah
Pecahan ini dan seterusnya sudah memiliki nomor seri. Terdapat dua variasi warna dasar yaitu orange dan merah muda.
setengah rupiah
5. Pecahan 1 Rupiah
Semua pecahan ORI I mulai dari satu rupiah sampai dengan 100 rupiah di bagian depan bergambar presiden Sukarno. Pecahan 1 rupiah ini relatif mudah ditemukan dan tidak mempunyai nilai jual yang tinggi.
satu rupiah
Beberapa variasi nomor seri yang ditemukan pada pecahan ini diantaranya adalah:
  • Tanpa angka maupun huruf (kosong)
  • Tanpa angka hanya 2 huruf besar
  • 6 angka dengan satu huruf besar dan satu huruf kecil
  • 6 angka dengan dua huruf besar
6. Pecahan 5 Rupiah
Mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 5 rupiah ORI II, tetapi berbeda dalam tanda tangan dan peletakan nomor seri. Cukup sulit ditemukan dalam kondisi sempurna. Dan terdapat 2 variasi nomor seri yaitu 2 huruf besar dan 3 huruf.
lima rupiah
7. Pecahan 10 Rupiah
Juga mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 10 rupiah ORI II, perbedaan hanya pada tanda tangan. Pecahan ini memiliki setidaknya 6 variasi nomor seri dan semuanya terletak pada macam hurufnya.
8. Pecahan 100 Rupiah
Merupakan pecahan terbesar dari seri ORI I, bergambar presiden Sukarno dan keris di bagian depan serta angka 100 besar di bagain belakang. Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan yang sama dari seri ORI II tetapi berbeda dalam tanggal percetakan dan tanda tangan. Pecahan 100 ini sangat sulit dicari yang berkondisi baik sehingga tidak heran harganya sangat tinggi.
seratus rupiah

2. ORI 2 (Tahun 1947)

ORI II hanya mempunyai 4 pecahan, yaitu 5, 10, 25 dan 100 rupiah. Tiga diantaranya yaitu pecahan 5, 10 dan 100 rupiah mempunyai bentuk yang sama dengan ORI I. Hanya pecahan 25 rupiah saja yang berbeda. Semua pecahan bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Uang-uang seri ini tidak mempunyai pengaman yang baik, hanya kualitas kertas dan rahasia pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan apakah uang ini asli atau palsu.
1. Pecahan 5 Rupiah
Pecahan ini relatif mudah ditemukan, dan berharga jual sangat murah. Pecahan ini mempunyai beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah :
1. 6 angka 2 huruf 4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
3. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm
5 rupiah ori 2
2. Pecahan 10 Rupiah
Bentuk dan warnanya sangat mirip dengan ORI I sehingga sering keliru. Terdapat dua variasi nomor seri, yaitu :
1. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
sepuluh rupiah ori 2
3. Pecahan 25 Rupiah
Pecahan ini cukup sukar dicari terutama dalam kondisi bagusnya. Harga jualnya juga lumayan tinggi. Terdapat beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah:
1. 2 huruf tebal 5-2 mm
2. 2 huruf tebal 5-5 mm
3. 2 huruf serif 4-4 mm
25 rupiah ori 2
4. Pecahan 100 Rupiah
Bandingkan pecahan ini dengan pecahan yang sama dari seri ORI I, mirip sekali bukan? Harga pecahan 100 rupiah yang berkondisi baik lumayan cukup tinggi. Pecahan 100 ini mempunyai variasi nomor seri sbb :
1. 2 huruf tebal 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
2. 2 huruf tebal 4-4 mm
3. 2 huruf serif 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
4. 2 huruf serif 4-4 mm
100 rupiah ori 2

3. ORI 3 (Tahun 1947)

Seri ORI III terdiri dari 7 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1/2 rupiah sampai dengan yang terbesar yaitu 250 rupiah. Bertanggal Djokjakarta 26 Djuli 1947 dan ditandatangani oleh Mr. A.A. Maramis. Pada seri ini jugalah terdapat salah satu pecahan terlangka dari semua seri ORI yaitu pecahan 100 rupiah Maramis. Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah pada seri ORI IV.
1. Pecahan 1/2 Rupiah
Berwarna merah-orange di bagain depan dan coklat di bagian belakang. Terdapat versi palsunya yang umumnya berwarna hitam walaupun ada juga yang berwarna orange. Cukup sukar dibedakan apalagi oleh orang awam.
setengah rupiah ori 3setengah rupiah blkg ori 3
2. Pecahan 2,5 Rupiah
Berwarna ungu tua, bernilai jual sekitar 50-100 ribu rupiah perlembar. Juga terdapat versi palsunya yang berwarna merah dan coklat muda. Membedakannya selain dari warna juga perhatikan bentuk nomor serinya.
dua setengah rupiah ori 3dua setengah rupiah blkng ori 3
3. Pecahan 25 Rupiah
Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan 25 rupiah seri ORI II, tetapi nomor serinya tercetak SDX 1 dan warnanya hijau. Banyak sekali ditemukan versi palsunya. Harga perlembar sekitar 50 ribu rupiah. Sukar dibedakan dengan aslinya apalagi bila tidak ada pembanding.
25 rupiah ori 325 rupiah blkng ori 3
4. Pecahan 50 Rupiah
Cukup sulit ditemukan, dan bernilai jual cukup tinggi.
50 rupiah ori 350 rupiah blkng ori 3
5. Pecahan 100 Rupiah
Sangat banyak ditemukan versi palsunya dan mungkin lebih banyak daripada aslinya.
100 rupiah ori 3100 rupiah blkng ori 3
6. Pecahan 100 Maramis
Disebut demikian karena bentuknya mirip sekali dengan pecahan 100 rupiah Hatta di seri ORI IV, tetapi berbeda tanda tangan. Selain itu perbedaan juga pada warna nomor seri dan tentu saja harganya. Pecahan ini adalah yang terlangka dan termahal nomor dua setelah pecahan 600 rupiah.
100 maramis100 maramis blkng
7. Pecahan 250 Rupiah
Pecahan ini adalah pecahan dengan nominal terbesar di seri ORI III dan cukup sulit ditemukan, apalagi dalam kondisi sempurna.
250 rupiah ori 3250 rupiah blkng ori 3

4. ORI 4 (Tahun 1948)

Seri ORI IV ini terdiri dari pecahan2 yang sangat ganjil nominalnya, yaitu: 40 rupiah, 75 rupiah, 100 rupiah Hatta, 400 rupiah dan masterpiece nya uang kertas Indonesia, salah satu uang kertas kita yang terlangka sekaligus termahal yaitu 600 rupiah unissued. Semua ORI IV bertanggal Jogjakarta 23 Agustus 1948 dan ditandatangani oleh Drs. Mohammad Hatta. Pengaman yang digunakan adalah kode kontrol pada nomor serinya.
1. Pecahan 40 Rupiah

Pecahan ini adalah pecahan yang terkecil dan termurah dari seri ini.
40 rupiah40 rupiah blkng
2. Pecahan 75 Rupiah
Sangat sulit ditemukan baik dalam kondisi biasa apalagi dalam kondisi baik. Terdiri dari dua variasi nomor seri yaitu 5 angka dan 6 angka.
75 rupiah75 rupiah blkng
3. Pecahan 100 Rupiah (Hatta)
Bergambar sangat mirip dengan pecahan yang sama pada seri ORI III, tetapi berbeda tanda tangan, warna nomor seri dan warna bagian belakang. Perhatikan dan pelajari bedanya. Pengaman yang digunakan berupa kode kontrol pada nomor serinya.
100 rupiah ori 4100 rupiah blkng ori 4
4. Pecahan 400 Rupiah
Merupakan pecahan yang paling banyak palsunya, sedemikian banyaknya sampai sulit sekali menemukan yang asli. Rahasia untuk mengenal yang asli terdiri dari dua cara. Pertama dengan pengamatan visual, bagi seorang ahli dengan sekali pandang akan mengetahui mana yang asli dan mana yang palsu. Cara kedua yang lebih akurat adalah dengan memperhatikan nomor serinya. Untuk lengkapnya kode rahasia nomor seri ORI dapat dibaca di:
http://www.google.co.uk/translate?u=http%3A%2F%2Fhome.planet.nl%2F%7Ehuism494%2Forigeheimecoderingen.html&langpair=nl%7Cen
Pada website tersebut dijelaskan secara gamblang kode rahasia pada uang ORI, walaupun ada beberapa kekurangan tetapi website tersebut sudah lebih dari mencukupi. Bagi para kolektor yang berminat mengoleksi seri ORI wajib untuk membaca habis seluruh isi website tersebut. Buat salinannya bila perlu dan bawa kemanapun kalian pergi sehingga mudah bila ingin memeriksa keaslian uang kertas ORI.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah: kenapa peneliti sekaligus penulisnya adalah orang Belanda? Mengapa orang Indonesia sendiri tidak ada yang melakukan penelitian seperti itu? Padahal uang yang diteliti adalah uang negara kita sendiri.
400 rupiah400 rupiah blkng
5. Pecahan 600 Rupiah
Pecahan ini ditemukan secara tidak sengaja dan terdiri dari satu lembar besar berisi 12 lembar uang ini dalam bentuk yang belum terpotong. Tercetak hanya pada satu sisi. Kemudian lembar besar tersebut dipotong2 menjadi 12 lembar dengan komposisi 6 lembar memiliki tepi (margin) yang bertulisan ENR dan 6 lembar tidak memiliki tepi. Karena hanya terdiri dari 12 lembar maka ORI 600 bernilai sangat mahal dan hampir tidak pernah beredar di pasaran. Pada lelang terakhir uang ini bernilai sekitar Rp. 35 juta rupiah perlembar. Karena langka dan mahal tentu saja banyak versi palsunya.
600 rupiahPecahan ORI 600 rupiah tanpa margin
600 rupiah marginPecahan ORI 600 rupiah dengan margin

5. ORI Baru (Tahun 1949)

Seri ORI Baru memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, semua pecahannya sangat sukar didapatkan sehingga para kolektor, bahkan yang senior sekalipun seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan melengkapi seri ini. Karena tingkat kesulitannya sangat tinggi maka tidak heran harganya juga tinggi.
Seri ini terdiri dari pecahan2 bernilai kecil, dimulai dari 10 sen (ada dua warna), 1/2 rupiah (juga ada dua warna), 1 rupiah, 10 rupiah (dua variasi) dan 100 rupiah (ada variasi uncutnya). Semuanya bertanggal Djokjakarta 17 Agustus 1949 dan ditandatangani oleh Mr. Loekman Hakim.

1. Pecahan 10 Sen Hijau

Walaupun nominalnya kecil, uang ini sangat sukar didapatkan. Harganyapun fantastis bila dibandingkan nilai atau kualitasnya.
10 sen hijau10 sen hijau blkng
2. Pecahan 10 Sen Merah
Juga sulit untuk didapatkan, nilainya sedikit dibawah pecahan 10 sen yang hijau.
10 sen merah10 sen merah blkng
3. Pecahan 1/2 Rupiah Hijau

Tingkat kesulitannya sangat tinggi, setara dengan pecahan2 kecil lainnya. Harga perlembar kurang lebih sama dengan pecahan 10 sen hijau.
setengah rupiah hijausetengah rupiah hijau blkng
4. Pecahan 1/2 Rupiah Merah
Juga sangat sulit ditemukan, harga relatif sama dengan di atas. Keempat pecahan terkecil ini tidak mempunyai nomor seri.
setengah rupiah merahsetengah rupiah merah blkng
5. Pecahan 1 Rupiah
Sangat sulit ditemukan dalam segala kondisi, harga perlembar sudah berkisar di 1/2 – 1 juta.
satu rupiah 1949satu rupiah 1949 blkng
Versi Proof

Selain versi beredarnya yang mempunyai nomor seri, tenyata pecahan ini juga mempunyai versi proofnya yang berbeda warna dan tidak mempunyai nomor seri maupun tanda tangan. Versi ini sangat langka dan bernilai tinggi sekali. Di lelang terakhir versi proof ini terjual seharga Rp.12,5 juta!!
satu rupiah 1949 proofsatu rupiah 1949 proof blkng
6. Pecahan 10 Rupiah (Hitam)
Sangat sukar didapatkan bahkan untuk kondisi jeleknya sekalipun, bernilai sangat tinggi bisa mencapai angka 1 sampai 4 juta rupiah perlembarnya.
10 rupiah hitam
6. Pecahan 10 Rupiah (Coklat)
Gambar mirip dengan versi yang hitam, tetapi berbeda warna, baik warna uangnya maupun warna tanda tangannya. Perhatikan perbedaannya dengan teliti karena harga lebih murah sekitar 1/2 nya dari versi yang hitam.
10 rupiah coklat10 rupiah coklat blkng
7. Pecahan 100 Rupiah
Terdiri dari 2 bentuk yaitu yang tanpa nomor seri (lebih murah) dan yang bernomor seri (lebih mahal). Tetapi sampai saat ini masih terjadi kontroversi mengenai nomor serinya. Sebagian kolektor mengatakan bahwa uang ini sebenarnya tanpa nomor seri tetapi oleh orang2 tertentu sengaja di cetak sehingga mengakibatkan nilai jual menjadi lebih tinggi. Bagi para pemula diharapkan tidak tertipu dengan uang yang bernomor seri karena mungkin saja palsu, perhatikan tipe huruf dan angka pada nomor seri di bawah ini.
100 rupiah 1949100 rupiah 1949 blkng
Versi Proof

Selain versi biasanya, ternyata ditemukan juga veri proof yang berwarna hitam, tentu saja versi ini memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Di lelang tahun 2008 versi ini terjual seharga 8 juta rupiah !
100 rupiah 1949 proof
8. Pecahan 100 Rupiah Uncut
Terdiri dari 2 lembar pecahan 100 rupiah yang belum di potong. Dari semua pecahan ORI baru, pecahan 100 rupiah uncut inilah yang termurah, nilai jualnya sekitar Rp.350.000,-
100 rupiah uncut100 rupiah uncut1
———————————
Sumber : www.uang-kuno.com
 
Support : Creating Website | http://ronnysetiawan9.blogspot.com/ | http://ronnysetiawan9.blogspot.com/
Copyright © 2011. ALL New'S - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Ronny Setiawan
Proudly powered by Blogger